We moved to bali
We moved to bali
orang bilang tinggal di bali itu sangat menyenangkan, semua serba bebas, banyak tempat wisata, dan hidup nya santai. apa benar ?
Semua ide ini bermula di awal Maret 2020 tahun lalu, ketika seluruh masyarakat indonesia mengalami Lockdown yang pertama.
gue masih ingat jelas lockdown pertama yang gue rasakan, itu dimana yang biasanya gue terbiasa kerja di luar rumah, nongkrong di cafe-cafe, ngemall, nonton bioskop, dll harus terpaksa STOP.
kita semua harus terpaksa diam dalam rumah dan work from home.
singkat cerita terjebaklah gue selama kurang lebih 9 bulan didalam rumah yang terletak di kawasan BSD
bosan? pasti
naik berat badan? bukan main!
lalu diselang-selang gue terjebak munculah ide ini.
" kalau selesai psbb nanti gue mau langsung travelling ah, itung-itung balas dendam nih!"
Mulai dari saat itu gue memikirkan kota mana yang akan pertama gue tuju, setelah googling gue menetapkan bali adalah kota pertama yang akan gue tuju yaitu kota BALI
oh ya, ide ini muncul sebelum gue bertemu dengan Rahma ya.
disini perspektif travelling gue adalah solo traveling
berikut beberapa faktor why i choose bali for my first town for travelling:
- Tempat dengan banyak tujuan wisata (pantai,gunung, cave, dan danau )
- Masyarakat yang memiliki budaya tergolong bebas
- punya pantai dengan spot surfing yang mantap
- gue punya beberapa teman yang sudah tinggal di bali untuk waktu yang lama
- gue bisa membangun koneksi dengan turis mancanegara, hal ini sangat penting dalam proses travelling gue
- dan masih banyak faktor lainnya
Singkat cerita, ketika gue bertemu dengan Rahma, 27 agustus 2020
dengan tiba tiba rahma menjadi teman travelling sekaligus teman hidup.
percaya atau tidak ternyata kita memiliki frekuensi yang sama! 😁
akhirnya setelah lockdown sudah tidak di perketat kita berdua mengambil keputusan untuk liburan ke bali
Desember 2020 ini.
liburan ? katanya pindah ke bali..
yes, awalnya liburan, selama 10 hari.. tapi lama lama kelamaan kita mulai nyaman dengan suasana bali dan kita berdua merasa fit in dengan budaya bali.
lalu dengan modal Nekat kita berdua tidak pernah kembali ke jakarta lagi 😅
selama kita tinggal di bali ( hampir 1 bulan )
semua ekspetasi kita dengan kota bali terpenuhi atau mungkin kita nya yang belum merasakan 'pahit' nya kota bali? we will never know..
well disaat gue nulis postingan ini, gue lagi duduk di pinggir pantai sambil menikmati sebongkah kelapa muda yang gue beli dengan harga dua puluh lima ribu ditemani dengan bli-bli penjaga es kelapa..
gue rasa keputusan yang tepat untuk pindah ke Bali.
goodbye macet jakarta
goodbye banjir Jakarta
goodbye omongan tetangga jakarta
goodbye dunia malam jakarta
see you for a long time.
Komentar
Posting Komentar